Rabu, 27 Juni 2012

Ambilkan Bulan

Ambilkan bulan bu
Ambilkan bulan bu
yang selalu bersinar di langit

Di langit, bulan benderang
cahayanya sampai ke bintang

Ambilkan bulan bu
untuk menemani tidurku yang lelap
di malam gelap

Lagu anak-anak

Sekarang ini, banyak orang yang merasa prihatin dengan semakin langkanya lagu anak-anak. Anak-anak malah lebih fasih menyanyikan lagu-lagu dewasa yang sering diputar di televisi. Pernah dengar kan seorang anak tiba-tiba bernyanyi dengan lincah dan riang, "cinta satu malam, oh indahnya" huaaa.. sedih dengernya. Anak tersebut memang tidak tahu isi dan arti lagu tersebut. Tapi karena sering mendengar setiap saat, ya yang dihapal lagu itu.

Seharusnya, orang tua lebih aktif dalam memperkenalkan lagu anak-anak. Biasanya, menjelang usia 1 tahun, banyak orangtua akan mengajarkan lagu, "cicak-cicak di dinding", "satu-satu aku sayang ibu", dll. Saya cukup terkejut, waktu seorang keponakan berumur 3 tahun, anaknya adik saya, fasih menyanyi lagu "kupu-kupu yang lucu, ke mana engkau terbang". ternyata, di sela kesibukannya sebagai ibu beranak 5 (waktu itu), adik saya rajin mendendangkan lagu-lagu masa-masa kami masih kecil. Dan itu terekam oleh anak-anaknya. Dan itu membuktikan, bahwa masa 1-3 tahun adalah usia emas, di mana anak dengan mudah menyerap dan mengingat hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Saya senang sekali kalau keponakan main ke rumah, saya bisa bernyanyi bersama mereka, mendendangkan lagu anak-anak, sekalian mengenang masa kecil saya. Malu dong kalau sendiri tiba2 nyanyi lagu anak-anak :D

Menjelang liburan, biasanya banyak orang tua yang bekerja di Jakarta mengajak anaknya untuk ikut pergi bekerja, berlibur di kantor orang tuanya. Di kereta itu, akan berkumandang lagu wajib yang dinyanyikan oleh orang tua bersama anaknya, "naek kereta api tututuuutt". Itu pun terjadi pada saya hehehe. Waktu ajak Igan jalan2, dia dengan bersemangat nyanyi lagu itu.

Kalau menyimak lagu anak-anak yang tercipa pada masa lalu diantaranya oleh AT Mahmud, Ibu Sud, Kak Sur, ltersebut, liriknya sangat sederhana, tapi isinya bagus. Mengarang lagu anak-anak memang sulit. Terutama liriknya. Tapi kalau saya mendengar guru-guru taman kanak-kanak, mereka juga bisa menciptakan lagu dengan irama riang. Liriknya pun berisi nasehat.

Untuk mengingat lagu-lagu masa kecil, sekaligus mengenang, saya akan mencatat lirik lagu tersebut di blog. Mungkin judulnya salah, karena saya nggak tahu judulnya. Mungkin syair pertama lagu itu akan jadi judul lagu.


Senin, 11 Juni 2012

Kunjungan ke Istana Bogor

Untuk memperingati ulang tahun Bogor, Pemkot Bogor dalam beberapa tahun belakangan ini membuka Istana Bogor bagi masyarakat umum. Tentu saja kesempatan langka ini tidak disia-siakan. Banyak warga, bahkan dari luar Bogor berduyun-duyun berkunjung.

Caranya, warga harus mendapatkan tiket masuk di Gedung DPRD, kemudian tangannya dicap. Setelah itu menunggu di sebuah tenda untuk mendapat jadwal masuk. Ketika sedang menunggu giliran, pihak panitia memberikan beberapa pengumuman persyaratan masuk Istana, diantaranya adalah tidak boleh membawa tas, jadi tas mesti dititipkan di sebuah mobil dan bisa diambil saat ke luar istana, barang berharga tentu saja harus dibawa, untungnya Niki bawa tas kecil, jadi semua dompet dan hp dititipkan ma dia. Persyaratan berikutnya adalah tidak boleh memakai sendal jepit, kaos oblong, celana pendek, celana jins, karena ini bukan sembarang tempat yang akan kita kunjungi.

Saya melihat warga yang akan berkunjung banyak yang memakai batik. Jadi berasa lagi kondangan hehehe. Ada juga rombongan ibu-ibu pengajian dengan seragamnya, anak sekolah, rombongan keluarga. Akhirnya tibalah saatnya kami masuk ke istana. Para warga berbaris, lewat balaikota Bogor, kami menyebrang jalan, masuk Istana lewat Pintu II Kebun Raya Bogor. Di pintu ini ada detektor, setiap orang harus melewatinya. Setelah itu kami berjalan di dalam kebun raya yang rindang, sejuk, dan istana pun tampak dari kejauhan.

Sayangnya, di dalam istana kami tidak boleh memotret. Banyak petugas yang berjaga, dan mengatur aliran pengunjung supaya tidak menumpuk di satu titik. Setiap ruang ada pemandu yang memberikan penjelasan mengenai sejarah dan fungsi ruangan. Saya tentu saja benar2 menikmati setiap ruangan. Ruangan Bung Karno yang lengkap dengan meja kerjanya dan meja panjang untuk rapat, Ruang Garuda untuk menerima tamu asing. Saya perhatikan detail ukiran di atap ruangan ini sangat cantik. Kaca seribu, dimana 2 kaca besar saling berhadapan, dan jika kita berdiri di tengah2nya dan memandang kaca, akan tampaklah pantulan diri dalam jumlah banyak. Di dalam istana ada banyak patung telanjang tanpa busana. Dan untuk acara kunjungan ini, banyak patung ditutup kain ala kadarnya. Jadi malah ga nyeni, menurut saya. Kalau mau, seharusnya ditutup kain batik Bogor. Sekalian pameran.

Setelah puas menikmati isi istana, kami ke depan halaman istana. Di sini banyak warga yang tidak menyiakan kesempatan untuk motret alias narsis! saya pun dong! Semula saya heran ketika banyak orang menginjak rumput di depan istana, dan tidak ada satu petugas pun yang melarang, ternyata di situ ada tukang potret berbayar, jadinya orang2 pun pada ngikutin ke tengah halaman rumput. Termasuk saya. Saya tergoda untuk lepas sepatu dan bermain di rumput, tapi ternyata banyak kotoran rusa! Ga jadi deh. Oh ya, seorang kawan saya terkejut melihat foto saya depan istana di tengah rumput, karena pada saat dia berada di sana, ada petugas yang melarang memotret di atas rumput. Saya beruntung! Bahkan saya bisa memotret patung Denok yang terkenal itu. Dan lagi2 menurut teman, dilarang dipotret!

Hari itu, kami, saya, mama dan Niki merasa puas bisa menikmati keagungan dan keindahan Istana Bogor.