Minggu, 30 Mei 2010

ngobrol dengan Apa

Apa, teh sono..
pengen ngobrol..
walaupun kita jarang bicara banyak tentang perasaan, teh cuma nyender di bahu apa dan pegang lengan Apa, tapi kayaknya kita dah ngobrol banyak dan Apa tahu apa yang teh rasa.. kita cuma duduk di kursi panjang depan tivi tidak mempedulikan berita karena suara mama yang sibuk bercerita lebih kencang dari suara tivi *_*

teh sono, Pa..

kenapa pilih pilih? ... hmmm beli kangkung aja pasti pilih yang seger kan? beli sepatu pasti yang nyaman di kaki dan cocok..

Minggu, 23 Mei 2010

Kisah Penerbangan BA nomer 9

Ketika gunung berapi Eyjafjallajoekull di Islandia meletus, banyak penerbangan di Eropa dibatalkan, karena khawatir abu vulkanik mengganggu mesin pesawat, dan mengaitkannya dengan pesawat yang melintas di Pulau Jawa ketika Gunung Galunggung meletus. Gue terhenyak! Letusan gunung Galunggung menggangu sebuah pesawat dan menjadi acuan penerbangan dunia ketika terjadi peristiwa di Islandia? Apa yang terjadi?

Akhirnya saya menemukan jawaban itu, di milis Indobackpacker yang ditulis oleh Ambar Briastuti salah seorang moderator milis. Berikut tulisannya:

Kisah Penerbangan BA Nomer 9

Tak banyak orang yang menyadari asap vulkanis di Islandia yang menyebabkan
beberapa bandara Eropa ditutup sejak bulan April lalu adalah hasil dari
sebuah peristiwa yang terjadi di Indonesia 28 tahun yang lalu. Itu terjadi
sebagai akibat dari meletusnya Gunung Galunggung di Jawa Barat pada tanggal
24 Juni 1982. Saat itu sebuah pesawat Boeing 747 British Airways pesawat No
9 yang tinggal landas dari Kuala Lumpur menuju Perth Australia nyaris jatuh
di perairan Indonesia setelah melewati asap panas yang menyebabkan keempat
mesinnya mati.

Kisah penerbangan ini saya tonton pertama dalam program 'Air crash
Investigation' di National Geographic beberapa tahun lalu. Peristiwa yang
disebut "Jakarta Incident' terjadi pada penerbangan malam pesawat BA ketika
berada di atas Samudra Hindia. Pukul 20:40 WIB, sang pilot pertama Roger
Greaves dan teknisi senior Barry Townley-Freeman merasakan efek api St Elmo
di kaca dashboard. Efek ini berupa percikan api atmospher yang diakibatkan
perubahan cuaca. Sang kapten, Eric Moody sedang berada di kamar kecil juga
melihat adanya asap yang memasuki kabin pesawat.

Pada tahun 80an, rokok masih diperkenankan di kabin sehingga kecurigaan
pertama adalah dikarenakan akumulasi asap perokok. Beberapa penumpang juga
melihat sayap dan mesin pesawat menyala terang dengan tidak wajar. Bau asap
juga dikenali seperti bau sulphur. Dua menit kemudian, mesin pesawat no 4
tidak bekerja, disusul ketiga mesin yang lain dalam jeda waktu hanya
beberapa menit. Baik Kapten, Pilot pertama dan teknisi tidak bisa mengenali
apa penyebab mesin mati karena radar di pesawat tidak menunjukkan adanya
badai. Tidak ada gerakan menghentak yang luar biasa ataupun kemungkinan
kebakaran. Pukul 20:43 pesawat BA terbang tanpa mesin dan melakukan gerakan
melayang (glide). [Catatan: jika mesin mati, pesawat tidak serta merta jatuh
tetapi gliding terlebih dahulu].

Pada menit itu tim pilot menyampaikan kabar Mayday (darurat) pada bandara
Halim. Hambatan paling menegangkan adalah pesawat harus berada paling tidak
diatas 3000 kaki untuk mampu melewati pegunungan di Jawa jika Kapten
melakukan pendaratan darurat di Halim. Dengan rasio gliding, Kapten Moody
memperkirakan pesawat tidak akan mampu mencapai ketinggian tersebut dan
memutuskan balik ke samudra. Tim pilot berusaha keras menghidupkan mesin
kembali sembari gliding. Sambil berharap mampu mengangkat badan pesawat
paling tidak melampaui batas minimal atau mendarat di samudra dengan aman.
Upaya darurat ini ada dalam prosedur penyelamatan, tetapi belum pernah
dilakukan dengan pesawat B747.

Dikarenan mesin mati, seluruh fungsi elektronik di pesawat tidak berfungsi.
Gliding juga menyebabkan tekanan di kabin yang membuat kadar oksigen menurun
dengan cepat. Para penumpang merasakan susah bernafas dan masker oksigen
keluar dari kompartemen. Dengan segala upaya tim pilot dan teknisi mencoba
menghidupkan mesin hingga berpuluh kali. Pada ketinggian 4100kaki pada pukul
20:56 mesin no 4 tiba-tiba menyala kembali. Dengan hanya satu mesin tim
memutuskan menaikkan badan pesawat kembali. Beberapa menit kemudian, ketiga
mesin kembali bekerja hanya dalam selang beberapa saat. Dengan kondisi yang
bisa dibilang keajaiban, Kapten Moody memutuskan untuk melakukan pendaratan
ke Halim dengan memutar pesawat kembali.

Begitu mendekati wilayah udara Jawa, kejadian itu berulang. Tim pilot
memilih mematikan mesin setelah melewati pegunungan dan menghidupkan
kembali. Begitu mendekati Halim, kru melaporkan tidak bisa melihat dengan
jelas lintasan bandara. Rupanya kaca dashboard menjadi berawan, walaupun
pihak menara di Halim melaporkan cuaca cerah. Dengan bantuan peralatan
mendarat, pesawat berhasil mencapai bandara dengan aman. Tidak ada catatan
luka serius dari penumpang BA dan kru.

Ketika badan pesawat diperiksa oleh tim Roll Royce, nyaris cat di pesawat
seperti terkelupas. Kaca dashboard yang 'berawan' merupakan hasil abrasi
dari abu vulkanis yang menabrak pesawat dalam kecepatan tinggi. Tim ahli
yang menyelidiki mesin mengenali adanya abu vulkanis berbentuk seperti pasir
yang tajam, menghambat putaran baling-baling ketika menjadi gumpalan.
Matinya mesin karena tidak adanya oksigen yang cukup untuk menggerakkan
rotor. Sedangkan hidupnya kembali mesin secara tiba-tiba adalah dikarenakan
tekanan dan perubahan ketinggian membuat gumpalan abu tadi terlepas kembali.


Sejak peristiwa ini, badan aviasi dunia mulai memperhitungkan abu vulkanis
sebagai elemen yang berbahaya bagi penerbangan. Ini karena abu vulkanis
tidak bisa ditangkap dengan radar karena tidak mengandung kelembaban udara.
Radar didesain menangkap pergerakan cuaca yang mengandung air seperti awan.

Ini juga menambah daftar panjang sumber alam yang bisa membahayakan
Indonesia setelah gunung api, gempa bumi, dan tsunami. Dengan gunung api
yang paling aktif di dunia, Indonesia mempunyai potensial masalah seperti
halnya yang dialami Islandia saat ini. Mungkin sudah saatnya memikirkan
kembali kejayaan dunia maritim yang dipunyai nenek moyang kita. We are
sitting in hotbed!

Tautan:
Video program Air crash Investigation Nat Geo episode All Engines Failed!
bisa dinikmati via:
VideoWire di http://tinyurl.com/2eb4252 atau
Youtube dalam lima bagian. Part1 di
http://www.youtube.com/watch?v=vVI0yLxFdHM*

Minggu, 16 Mei 2010

Di balik lensa

Akhirnya gue dapat kesempatan motret pakai kamera DSLR canon eos 500 dipinjemin ma temen sekolah dulu, trims buat Lukito yang udah percaya ma gue buat pinjemin kameranya.

Pertama pegang kamera ini, waduuhh berasa keren, gaya, naek kelas euy. Biasanya kan pake kamera saku yang imut kayak yang motret hehe.. Gue sedikit gugup, deg2an khawatir salah mencet, hasilnya ga bagus, padahal dah pake kamera keren. Ternyata pake kamera ini, kita mesti ngintip lensa untuk memotret. Waduh! gue ga biasa maen mata, memicingkan salah satu mata. Akhirnya gue coba2 nutup mata pake jempol. Tapi koq gelap ya, gue ga bisa lihat objek yang mau gue jepret. Gawat! batal deh motret2nya. Gue coba sekali lagi. Tetap gelap. Akhirnya gue cek kameranya. Ternyata saudara2... gue belum buka tutup lensanya!! hahahaha... Harap maklum, pengalaman pertama ;)

Setelah semua okey, bisa pejam sebelah mata, menyesuaikan diri dengan beratnya kamera, gue mulai hunting motret anak2 yang sedang ujian nari tradisional dari sebuah sanggar seni tari di Bogor. Pesertanya ada anak2 kecil umur 5 tahunan sampai orang2 dewasa.Dengan kamera ini, objek yang jauh bisa terlihat jelas. Tapi sedikit sulit karena objeknya bergerak2 menari2. Akhirnya Lukito kasih saran, kamera jangan ngikutin objek, tunggu satu ttitik  baru jepret. Berhasil!

Terus gue coba jepret penarinya. Dengan lensa zoom, gue bisa melihat ekspresi para penarinya, gue bisa merasakan suasana hati penari. Ada yang menari lincah, wajah tersenyum. Ada yang menari tapi dengan tatapan kosong. Anak kecil menari dengan gembira, mukanya pun ceria. Tanpa sadar, gue jadi ikut tersenyum merasakan kegembiraan anak kecil menari di atas panggung. Ada yang terlihat gugup karena ditonton banyak orang dan dinilai oleh juri. Gue sekarang mengerti, seorang potographer model bisa marah2in modelnya karena tatapan matanya yang kosong, atau ekspresinya jelek.

Gue juga berhasil motret seorang ibu sedang mendandani anaknya, memakaikan bedak.

hari itu gue motret dari jam 3 sore, istirahat sebentar waktu magrib. Lanjut lagi. Tangan sudah mulai terasa pegal, jari2 udah mulai kaku. Tiba2 kamera ga bisa motret lagi. Hah, memorinya udah habis, gue dapet 300 foto. Ampuunn boros jepret banget ya! Gue langsung kembaliin kamera ke Lukito, dan pamit pulang. Ternyata udah jam 9 malam, toko2 di mall itu udah pada tutup. Hmmm.. kayaknya kalao kamera itu masih ada memorinya, gue ga kan pulang. Terus aja jeprat jepret. Hari yang melelahkan tapi menyenangkan. Suatu hari, gue pasti punya kamera DSLR...




Rabu, 05 Mei 2010

Kontak Hati

Dua minggu lalu gue mikirin Nanik , sohib gue yang tinggal di Bangka, yang bulan maret lalu datang ke Jakarta untuk berlibur selama sebulan, tapi gue ga bisa nemenin dia. Hanya sekali kita ketemu di Mall Ambasador, itu pun cuma sebentar karena anaknya ingin cepat pulang. Seminggu sebelum kembali ke Bangka , Nanik ngajak ketemuan di Depok, tapi gue ga bisa pergi karena sakit perut bulanan, ga kuat kalo mesti pegi. Gue ngerasa bersalah nggak ketemu Nanik. Hari itu gue memikirkannya dan merencanakan telpon dia. Tapi selalu saja tertunda (atau gue yang menundanya hehe). Tiba2, dua hari kemudian, telpon gue berdering. Telpon dari Nanik! Ah, rupanya perasaan gue tersambung padanya.

Malam itu gue bete banget. Pengen cerita ma Susi , sohib gue. Tapi tengah malam dia pasti dah tidur,kecapekan siapin acara besarnya. Hape gue pegang, sibuk ketik sms, eh tiba2 di layar ada tulisan: Susi calling..! waahhh… kontak hati  euy. Jadilah kita ngobrol2 tengah malam.

Gue punya kenalan lewat YM, tuker2an nomor hape, dan akhirnya berteman. Tapi sudah lama sekali, mungkin sekitar setahun kita ga pernah kontak. Sore itu gue lihat namanya di phonebook hape. Kapan2 gue mau sms dia, tanyain kabarnya. Besok paginya, lagi ketiduran di kereta, hape gue bergetar, ada sms. Waktu gue cek, whoaaaaa sms dari temen ceting!

Jumat lalu, gue mau email teman kerja, ada yang pengen gue tanyain. Tapi batal. Mendingan  telpon aja ntar abis makan siang. Ga mesti nunggu selama itu, 5 menit kemudian, telpon gue bunyi. Telpon dari teman kerja..!

Suatu malam di angkot, gue sangat kangen sama dua orang yang susah buat gue temuin, Apa yang sudah pergi  dan dia yang namanya tak boleh disebut, terpisah jauuhh banget. Sangat ingin berbagi perasaan waktu itu. Tapi entah sama siapa. Tiba2 hape bergetar, kakak sepupu kirim sms menanyakan kabar dan berharap gue baek2 saja. Seketika, seluruh perasaan gue meluncur dalam barisan kata2 dan dikirim ke ceuceu. Lega sekalii..

Gue sering mengalami itu. Ingin ngobrol ma atau mikirin seseorang dan pengen banget ngehubungin –gue biasanya Cuma berniat, tapi selalu menunda hehehe..) eehhh tiba2, orang yang gue pikirin itu kontak gue. Mungkin ini namanya kontak batin yaa?

Di phonebook gue ada Riri Riza, mikirin dia ah, siapa tahu tiba2 dikontak buat jadi pemain film.. huahahahaha… nggak mungkiiiinnnnn…!! Lah dianya ga punya nomor telpon gue! kikikik...