Kamis, 23 September 2010

Jumat Ngabarakatak

Jumat pagi, selalu bikin gue bersemangat buat siapin liburan yang sudah direncanakan jauh2 hari.
Dengan membawa tas ransel besar dan sepatu katak, gue pergi kantor, naek kereta. Gue duduk di gerbong paling belakang. Mendekati stasiun tujuan, gue berjalan melewati 7 gerbong.

Sepanjang menuju gerbong paling depan, banyak orang melirik ke arah gue. Ada yang tersenyum2. Gue geer aja. Pasti mereka kagum ma kekuatan gue bawa tas ransel gede. Gue berjalan santai penuh percaya diri.

Setelah sampai kantor, bertemu tamu, ngobrol ma teman2, gue balik ke meja kerja. Merapikan baju dan kerudung. Koq kerudung gue jaitannya ada di bagian luar. Gue lipat ke dalam. Gue raba bagian kepala! Ya amppuuuuunnnnnnnn gue pake kerudungnya kebalik! Jaitan obrasnya ada di bagian luar semua! gue pake kerudung kaos gitu! Owalaahhhhh.. pantesan orang2 di kereta pada ngeliatin gue! hahahahahahahaha... haduuhh maluuuuu!


l e l a h

aku ingin bersandar
di bahumu

Senin, 20 September 2010

H.A.N.I

Itulah nama gue. Nama pemberian dari Apa. Sebenarnya hani itu kependekan dari hasanah (ini nama nenek, ortunya mama) tapi ternyata malah menjadi nama pertama gue.

Kadang, gue suka sebal kalau kenalan ma orang, terus dia langsung nyanyi-nyanyi, oh.. honey honey.. errrr... atau langsung ngelirik genit, my honey..! Pletak!

Waktu jaman pager itu tuh kirim2 pesan lewat pajer, setelah meninggalkan pesan, operator akan tanya nama pengirim, dan mereka selalu menanyakan hal yang sama, "hani nya gimana, honey atau tulis biasa aja" yaa biasa aja kali mbak, secara gue kirim pesan buat boss, bukan pacar..!

Ada juga kenalan bule, yang pas kenalan langsung nanya, "is that your real name" iyalaah mister, itu bukan nama panggung secara kita bukan artis!

Entah secara kebetulan atau tidak, kayaknya secara tidak sengaja, ortu gue memberikan nama anak2 perempuannya merupakan kepanjangan dari nama gue: Hani Anne Niki Ima kalao huruf awalnya aja digabungin jadi H A N I.. keren kan ortu gue!

Hani juga bawa hoki. Banyak toko, salon, wartel, perias penganten, merk kaos dengan label hani. Eits, ada juga loh Jalan Siti Hasanah di Bogor, daerah Pancasan sana. Gue harus cari tahu, kenapa jalan itu bernama siti hasanah ya, siapa orang itu? Apakah dia seorang tokoh di sana. Penasaran. I'll find out and tell bout this later..

Yeah right, hani juga nama pasaran. Waktu TK gue punya teman bernama Hani, kemudian smp, ada kakak kelas ber hani pula. Tidak hanya itu, gue juga punya teman yang nama depan dan belakangnya sama! Suatu hari dia kirim email, gue kaget, koq gue terima email dari gue? Nama pengirimnya Hani Hasanah! Percayalah kawan. Namanya sama persis, banyak orang menyangka kami kembar. tentu saja tidak. Gue menemukannya di FS kemudian berteman di FB, dan kami pernah berkomunikasi telponan, langsung klik, cocok, ngobrol asal-usul nama.

My sista hani punya cerita mengesalkan. Dia pernah mengajar bahasa Inggris di sebuah kantor polisi. Suatu hari, muridnya mengirimkan sms kalau dia absen, dan di sms terakhir menulis, thank you hani.. Eh dilalah istri muridnya itu baca sms yang ditulis suaminya, ngamuk2! Suaminya nerangin kalau itu nama pengajar bahasa Inggris di kantornya, bukan panggilan sayang. istrinya ga percaya, langsung ngedatengin Hani di kelasnya! hahahahaha... amppuuunn!

Hani bukan dominasi nama cewek di belahan Iran atau wilayah Timur tengah sana. hani juga jamak dipakai buat nama cowok. manis banget yaa cowok bernama Hani. hai Haniii.. yang keluar cowok berkumis. bukan hani cantik.. hahaha..

yaa itulah hani.. ^_^

Kamis, 16 September 2010

Berbagi bersama di bulan Ramadhan

Ada hal yang mengesankan buat gue di bulan Ramadhan tahun ini. Sebenarnya tiap tahun mengesankan. Seperti tahun 2008 lalu, gue bisa itikaf di Bandung di mesjid IPTN barengan mama, niki, dan rai. Saat itu kita semua punya perasaan yang sama. Seandainya Apa bisa ikut merasakan nikmatnya beritikaf bersama2. Tapi kami semua lalu sadar, Apa sudah menemukan tempat yang lebih nikmat di atas. Semoga.. Amiinnn..

Back to the story. Tahun ini, gue bersama teman2 yang suka kumpul2 belajar ngaji, bikin kegiatan amal yang menyenangkan. Sebelumnya kita bingung nyari nama kelompok ini. Semua orang sibuk cari nama, mereka langsung lirik ke gue yang suka iseng bikin istilah dan singkatan2 yang aneh2.. Sore itu, kita buka puasa di rumah Elly, salah satu hidangannya ada kurma. Langsung gue teriak, KURMA, kumpul rame2, belajar, beramal. Semua setuju. Ada yang nyeletuk soal pahala dalam beramal. Gue teriak lagi, eh bikin KURMAPALA aja: kumpul rame2, belajar, beramal, meraih pahala. Semua langsung okeh! Para preman langsung semangat, preman : prempuan manis. Hahaha.. Preman bogor ada Marina, Icha, Iswanti, Elly, Ina, dan Diah, Eka dan Meta.

Jadilah kita sepakat, ramadhan tahun ini ngadain acara buka bersama anak yatim, sahur on the road dan membagikan paket sembako buat kaum dhuafa. Anggaran santunan dan paket untuk anak yatim dan sembako langsung disusun. Untuk menjaring donatur, Iis sang penulis kebagian tugas bikin note di FB. Dalam waktu singkat, banyak orang yang menitipkan rejekinya untuk dibagikan kepada yang membutuhkan.  

Seminggu sebelum acara digelar, Marina kebagian tugas belanja sembako. Ternyata di Pasar Anyar Bogor ada toko grosir yang buka 24 jam! Gilingan! Jadilah Minggu malam Marina midnite shopping beli beras, gula, dll. Hebat ya, orang mah pada panik belanja di mall, dia mah di pasar tradisional. Beli sembako pula.. Keren kan!

Minggu pagi, gue, Elly, Ina, Icha dan niki, belanja paket buat anak yatim. Mukena untuk perempuan dan sarung untuk laki2. Siangnya, gue ma Elly beli kue kaleng di Sukasari.

Sabtu sore 5 sep, anak2 yatim di sekitar rumah sudah berkumpul berangkat bareng2 ke pesantren Ustaz Jaji di Sindangbarang. Mama ikut pergi mendampingi mereka. Sesampai di sana, ada anak2 yatim di sekitar pesantren yang sudah berkumpul dan juga anak2 dari gang Abesin. Tak lama kemudian, tiba rombongan anak2 dari Darmaga, Gang Menteng, Gang Ambi. Semuanya total berjumlah 75 anak. Bayangkan 75 anak dalam satu ruangan. Berisik! Ina dan Iis kebagian menangani acara dan keramaian anak2. Dipimpin ustaz Jaji, mereka berdoa. Kemudian mendengarkan tausiah Ustaz Sigit, dan memberikan kuis, setiap anak yang berhasil menjawab, mendapat hadiah angpaw dari Ustaz Sigit.

Menjelang magrib, gue ma temen2 bagiin makanan bukaan. Es buah, dan 1 kotak plastik berisi 4 macam kue. Keributan terjadi lagi. Saat azan bergema, suasana menjadi tenang. Anak2 sibuk berbuka puasa. Setelah itu, dilanjutkan shalat magrib berjamaah.

Usai shalat, box nasi dibagikan. Semua anak heboh. Ga lama kemudian, teman gue masuk lagi bagiin box buah2an. Ustaz Jaji memimpin doa makan. Tapi anak2 itu malah memegang erat boks nasi. Mereka malah sibuk mencari kantong plastik untuk membawa pulang makanan2 itu. Ada satu anak, minta tambahan box buah, buat adiknya. Duuhh gue terenyuh. Langsung gue kasih tambahan satu box. Eh dilalah anak2 lain pada minta tambahan satu boks lagi! Kacau.. terpaksa ga dikasih.. maaf yaaa…  

Gue tercenung, melihat ada satu anak mengikat bingkisan nasi dan buah dengan tali rafia. Anak berumur 7 tahun. Gue jadi teringat, Apa atau mama kalau pulang pengajian suka bawa makanan kotak, dan kita di rumah beramai2 menyantap makanan itu. Terasa nikmat. Anak itu pun, pasti ingin menikmati makanannya bersama keluarga di rumahnya.

Ina dan Iis kembali mengatur anak2 yang sebentar lagi akan pulang. Di pintu ke luar, teman2 sudah menyiapkan paket untuk setiap anak, mukena/sarung, goody bag berisi  makanan minuman ringan, dan amplop berisi uang santunan. Anak2 berbaris. Mereka terlihat gembira dan takjub dengan hadiah2 yang mereka terima sore itu. Mereka sibuk merapikan bawaannya ke dalam kantong plastik yang sudah disediakan. Mereka mendekap erat2 hadiah2 itu. Mereka kerepotan dengan satu tangan memegang es krim hadiah dari seorang teman.

Acara sore itu berjalan dengan lancar. Hujan turun tiba2 setelah acara berlangsung. Sepertinya menunggu anak2 itu kembali pulang ke rumah, membawa kebahagiaan untuk keluarganya.

Malam hingga menjelang dini hari. Hujan turun deras. Cuaca dingin. Tapi gue mesti bangun. Waktunya bagi2 makanan sahur di jalanan. Gue buka pintu rumah menunggu jemputan Eka. Hujan berhenti! Kami menuju rumah Marina utnuk mengambil boks makanan sahur.

Dengan 3 mobil, kami membagi tiga titik pembagian paket sahur. Gue kebagian dari Panaragan sampai Paledang. Ternyata suasana Bogor jam 3 pada Minggu dini hari sangat ramai dengan pemulung, pengemis, dan tukang becak. Bogor tampak kumuh dengan sampah yang berserakan. Tapi tampaknya sudah ada yang membagikan makanan sahur, terlihat dari sampah kotak nasi yang berserakan. Kami terus berjalan, dan menemukan kelompok pemulung. Di jembatan merah, kami memberikan kepada seorang pemulung, tiba2 banyak orang datang mengerubungi mobil kami. Paket sahur pun beralih kepada mereka dengan cepat. Tukang becak yang tidur di becaknya. Kelompok anak2 muda pemulung.Ternyata, Bogor sangat ramai malam itu, atau mungkin karena malam minggu.

Kami berhenti di jembatan merah, akan membagikan kepada seorang pemulung, tiba2 mobil kami didatangi oleh banyak orang, dan 10 kota sahur langsung berpindah. setelah semua kotak nasi habis dihabiskan, kami berkumpul di lapangan Sempur, dan sahur bersama teman2 yang datang menyusul. Ternyata, jam 4 pagi itu, lapangan sempur sudah dipenuhi oleh pedagang yang akan berjualan minggu pagi, yang selalu ramai dkunjungi orang2 yang mau berolahraga atau sekedar jalan2 pagi.

Minggu siang, setelah tidur sejenak 2 jam saja (!), gue sama iis kembali meluncur ke rumah marina untuk bagikan paket sembako dan santunan kepada kaum dhuafa. Kita bagi2 sembako di daerah gang Abesin dan Bogor Baru. Seumur2 tinggal di Bogor, baru kali itu gue menjelajah daerah Abesin. Banyak kaum dhuafa di pinggiran rel, dekat sungai. satu rumah dihuni oleh 2 keluarga, total 8 orang. Rumah gubug kecil berdinding seng.

Bogor Baru adalah salah satu kawasan elit di Bogor. Tapi ternyata di balik kemegahan itu, ada sebuah perkampungan penduduk yang sangat sederhana. Di situlah gue kembali membagikan paket sembako.

Sayangnya, minggu itu gue cuma bisa membantu dua daerah pembagian paket dhuafa. tiba2 niki telpon, dia baru pulang dari Bandung itikaf sendiri aja di masjid IPTN, rumah terkunci, ga bisa masuk. Iyalaah kuncinya dibawa gue. Gue pamit ma teman2, pulang ke rumah, niki udah ngejeprok di teras rumah, dengan tampang capek. Gue pun capek banget. Melanjutkan tidur kembali, dengan rasa puas dan senang, sudah berbagi kebahagiaan dengan anak2 yatim, berbagi paket sahur, dan sembako untuk dhuafa. Gue senang bisa berkumpul bersama teman2 yang peduli pada sesama dan saling mengingatkan untuk berbuat kebaikan. Semoga, di tahun mendatang, kita bisa berbuat lebih banyak lagi, lebih baik lagi, berbuat baik dan beramal.

Selasa, 14 September 2010

Bunga Tidur Sabtu Sore

Sabtu menjelang sore. Saya merasa lelah setelah sebelumnya bertemu teman2 untuk mematangkan acara buka bersama anak2 yatim yang akan diadakan sore itu, sekaligus memantapkan acara malam harinya sahur on the road, dan acara hari Minggu bagi2 sembako buat kaum dhuafa, menyampaikan amanah dari teman2.

Saya berusaha memejamkan mata. Lumayan ada waktu 45 menit untuk istirahat sebelum pergi bersama anak2 yatim ke sebuah pesantren di Sindangbarang.

Tiba2 saya melihat Apa sedang berdiri di depan pintu. Dengan dandanan yang keren banget. Pakai dasi, kemeja putih, berkumis! hihihi.. Apa terlihat berseri2 dan tak sabar untuk masuk rumah. Sepertinya Apa baru pulang dari luar negeri dan kangen bertemu dengan keluarganya.

Saya membuka pintu. Apa langsung menghambur masuk,  memeluk dan mencium pipi kanan kiri. Saya geli dengan kumisnya. Apa bergegas masuk ke ruang dalam, ingin bertemu dengan semua orang. Di belakang Apa, saya melihat dua orang, lelaki dan perempuan dengan tampang sedih. sepertinya mereka adik2 Apa, tapi kenapa mereka tidak ikut masuk. Dan kenapa bersedih?

"Han! Hani bangun! Shalat ashar dulu, anak2 bentar lagi datang," samar2 terdengar suara mama. Hmmm.. saya langsung buka mata. Masih terbaring di tempat tidur. Mengingat peristiwa yang baru saja terjadi. Saya bermimpi. Tapi saya masih merasakan pelukan Apa. Tanpa sadar, pelipis saya basah karena air mata. "Haaannnn.. Ayoooo.." teriak mama. "Iya ma, bentar lagi bangun," saya buru2 mengusap mata. Jangan sampai mama lihat pipiku basah. Ntar dia ikutan sedih, repot deehh..

Semoga Apa beristirahat dengan tenang, damai dalam pelukan Allah Maha Pengasih dan Penyayang.

Ya Allah, ampuni dosaku, beserta kedua orangtuaku. Kasihanilah mereka seperti mereka mengasihani kami di waktu kami kecil. Tempatkanlah mereka dalam surgaMu. Amin..



Jumat, 10 September 2010

AIR

menengadahkan muka ke atas
agar air tidak mengalir jatuh
namun air tidak bisa melawan hukum semesta
tetap mengalir walau dibendung
akhirnya menetes basahi pelipis
dan aku menghapusnya, berharap kenangan itu pun sirna..