Kamis, 31 Maret 2011

Bumi Aki

-mengenang Aki Uti & Ne Mae-

Dalam perjalanan pulang berjakan kaki, saya berpapasan dengan seorang kakek yang akan menuju mesjid dikelilingi anak-anak kecil yang berebutan untuk mencium tangannya. Saat itu sedang liburan sekolah, dan pemandangan itu mengingatkan saya pada Aki dan Ene, dan rumahnya, di mana waktu kelas 3 SD, saya pernah berlibur sendiri tanpa orangtua, kakak adik, di Cikelet, Garut. Malam pertama di rumah Aki, saya sedih nangis kesepian, hari berikutnya, saya malah merasa bebas euy, lupa rumah! ;)

Cikelet terletak jauh dari kota Garut, walaupun saya sering bilang kampung halaman Garut,karena jarang orang mengenal Cikelet. Tapi sebenarnya Cikelet berjarak sekitar 90 km dari Garut, lama perjalanan 4 jam. Saya selalu merasa perjalanan ke sana seperti satu hari satu malam. Perjalanan panjang. Kalau kita berangkat dari Bogor siang hari, maka kita akan sampai sana jam 4 pagi! Sekarang, setelah jalan semakin bagus, ternyata perjalanan bisa ditempuh selama 8 jam, nonstop, tanpa istirahat mampir ke Bandung, numpang makan siang di kota Garut.

Di perjalanan, kita akan melewati perkebunan teh, dan Gunung gelap,dinamakan demikian karena rapat hutan lebat, dan kabut tebal yang sering  turun di siang hari. Ketika berada di atas puncak gunung, sepertinya gunung dan awan berada di bawah.  Pernah nonton Crouching Tiger Hidden Dragon, yang adegan terakhir film Zang Ziyi terjun dari kuil di atas gunung? Nah seperti itulah ketika kita berada di atas puncak gunung gelap. Ada satu rumah makan sederhana yang berada di pinggir jalan dan di belakangnya sebuah jurang namun menyajikan pemandangan indah. Hutan lebat hijau terhampar.Diselimuti kabut tipis. Udara sejuk menggigit. Syahdu..

Setelah berkeliling mengitari gunung yang jalannya berkelok2 tajam dan menikung. Di pinggir kiri jalan ada jurang, di pinggir kanan tegak tebing gunung. Tapi para supir dengan tenangnya mengemudi dengan kecepatan seperti di jalanan lurus! Walhasil penumpang terbanting ke kiri kanan. Mesti siap2 kantong plastik, buat menampung isi perut yang dipaksa keluar lewat mulut. Dan sudah banyak korban muntah2 sepanjang perjalanan. Salah seorang tante saya selalu muntah kalau mudik, padahal sering bolak balik. Tetep aja perut terkocok tak bisa ditahan keluar juga..

Menuruni gunung, kita akan sampai di Pameungpeuk, di mana LAPAN (Lembaga Penelitian Antariksa Indonesia) meluncurkan satelit komunikasi. Dari kejauhan mulai nampak laut. Pantai pesisir selatan. Horeee rumah Aki sudah dekat. Pemandangan laut membuat kita segar dan sebentar lagi sampai di rumah Aki. 

Ketika sampai, kami akan disambut Aki dan Ene. Ene yang selalu memakai baju kebaya kembang2 dipadukan dengan kain batik yang dililitkan, dan sebuah selendang di atas kepala yang disilangkan, sebagai penutup kepalanya, sedangkan Aki dengan kaos oblong putih bersarung, selalu menyambut kami dengan tangan terbuka dan senyum hangat.

Rumah Aki, terletak di pinggir jalan, depan kantor Kelurahan Cikelet. Pusat keramaian. Tempat yang strategis. Kalau saya nongkrong di teras rumah bersama Aki dan Apa, banyak orang yang akan mampir, menyapa dan bersalaman. Apa selalu bilang, itu mang, ini bibi, itu Aki, itu Euceu, itu Uwak. Biasanya Apa sedikit menceritakan pertalian saudara, yang malah bikin saya bingung. Akhirnya saya menganggap seluruh warga Cikelet adalah saudara. Yup. Itu benar adanya! Butuh satu cerita lagi untuk menguraikannya. Karena pertalian pernikahan, maka terjadilah persaudaraan. Tapi Aki dan Ene memang berasal dari keluarga besar, dan mereka mempunyai 12 anak!

Di teras rumah Aki, ada pagar tembok tempat duduk-duduk. Ujung pagar tembok dibuat seperti perosotan. Jadi saya sering bermain perosotan di pagar teras rumah. Biasanya,saya dan adik2 atau sepupu bergantian main perosotan. Rebutan kata yang tepat! hihi

Di ruang makan ada sebuah peti kayu besar berukuran k.l. 2 x 3 meter persegi, di situ kami mengobrol, tidur dan makan di atas peti kayu. Mampu menampung banyak orang. Kotak kayu itu merupakan merupakan tempat penyimpanan padi.

Di belakang rumah ada dapur, bertembok bilik. Tidak ada kompor, Ene masih menggunakan tungku dan kayu bakar, menebarkan aroma khas ketika Ene masak. Saya sempat membantu Ene menyalakan tungku atau membesarkan api dengan meniup selongsong bambu diarahkan ke tungku. Tapi nggak sanggup lama2 bantuinnya. Asap dari kayu bakar membuat mata perih, dan bikin batuk2. Ugh, dasar anak kota. Saya membantu Ene membakar opak, kerupuk dari ketan khas Cikelet, yang bentuknya pipih tapi ketika dibakar akan menggelembung. Bunyi keretak2 kayu terbakar,dan opak yang menggelembung begitu merdu terdengar. Ene dengan sabar mengajari saya memasak. Sedangkan saya tidak sabar untuk cepat selesai karena ingin main kelereng bersama teman2..  hehe

Di samping dapur, ada satu ruangan seperti gudang yang berisi hasil kebun, seperti jagung, padi terikat digantung, satu tandan pisang. Sedangkan di sisi satunya lagi ada kamar mandi, yang letaknya lebih rendah dari dapur. Tapi saya jarang menggunakan kamar mandi ini. Karena lebih suka mandi di sungai, yang letaknya tidak jauh dari rumah Aki. Sungainya besar, dan jernih. Biasanya setiap pagi saya pergi ke sungai bersama Ene, setelah cuci baju, langsung terjun berenang. Air mengalir tenang. Dasar sungai terlihat jelas, dengan batu2 pipih.Pernah satu waktu, saya sama kakang diajak Apa berenang di hulu sungai. Di atas sungai, ada hutan rimbun. Kami masih bisa mendengar teriakan lutung (monyet hitam), dan melihatnya bergelantungan dari satu pohon ke pohon lain.

 Waktu itu listrik masih dijatah waktunya, Cuma nyala pada jam 6 sore sampai jam 6 pagi.Sebelum listrik masuk desa, Aki masih menggunakan petromaks sebagai alat penerangan. Setiap sore menjelang magrib, biasanya saya sudah siap menunggu Aki menyalakan petromaks dengan cara dipompa. Terlihat mudah, tapi ternyata berat! Aki Cuma ketawa melihat saya yang kepayahan nggak bisa nyalain petromaks.

Pada suatu malam, Aki menyalakan lampu minyak, dan lupa mengecilkannya. Ketika kami terbangun di pagi hari, muka dan hidung saya, serta adik2 sepupu yang waktu itu datang menyusul berlibur, semua hitam2 kena asap lampu minyak! Aki tertawa terbahak2 melihat cucu-cucunya cemong. Padahal aki sendiri hidungnya juga hitam! Hihihi..

Waktu saya liburan sendiri, saya bisa tidur nyaman di kamar dengan ranjang besi. Kadang di bawah kasur, suka ada buah2an, jeruk dari kampung Dukuh. Manis. Tapi kalau lagi ramai banyak yang berkunjung ke rumah Aki, saat lebaran, kita akan gelar tikar di ruang tengah. Cari posisi nyaman buat tidur. Dan tak lama kemudian, terdengarlah konser tengah malam. Suara mendengkur terdengar bersahut2an.. Ramai!

Biasanya setelah shalat subuh Aki selalu pergi ke kebun atau sawah. Hingga siang menjelang. Aki tidak banyak bicara. Tapi selalu tersenyum dan mengusap kepala saya dengan penuh kasih. Ene yang pintar memasak, membuat saya selalu lahap makan. Pada suatu siang, kami pergi ke pantai, piknik dan makan siang di sana. Setelah selesai makan, saya bermain2 di pantai. Saya melihat Ene sedang menatap laut, terdiam. Saya menghampirinya. Ene hanya tersenyum melihat saya. Saya masih teringat tatapannya itu. Andaikan saya mengajaknya mengobrol. Tapi saya hanya duduk di sampingnya, berdua menatap laut.

Pada tanggal 10 September 2009 pukul 15.45, gempa kekuatan 7.3 mengguncang jawa barat. Garut mengalami kerusakan cukup parah. Cikelet pun tak luput dari goncangan itu. Banyak rumah hancur, termasuk rumah Aki luluh lantak tak bersisa, rata dengan tanah. Namun, rumah itu akan tetap bertahan dalam kenangan saya. Kenangan bersama Aki dan Ene akan tetap hidup untuk diceritakan kembali kepada cucu buyut Aki Uti dan Ne Mae.

Senin, 28 Maret 2011

Cuek itu pemalu

Sebenarnya orang yang cuek itu adalah seorang pemalu. Dia tidak tahu bagaimana harus berinteraksi dengan orang lain, tidak tahu harus ngomong apa sama orang yang baru dikenal,malu kalau omongannya salah.. Bener ga sih? hihihi ini teori asbun alias asal bunyi..

Pernah ngalamin kan baru kenalan sama orang, terus orang itu cuek aja nggak mau ngobrol malah asyik ngobrol ama temannya aja, sedangkan kita diacuhkan. Itu sebenarnya orang tsb belum merasa nyaman dengan orang yang baru dikenalnya. Coba deh kalau udah kenal lebih dekat sama orang cuek itu, ternyata orang itu malah gila banget, dan bisa becanda ramai.

Ada banyak pesohor alias sebebriti yang ternyata dasarnya pemalu. Sehingga waktu mereka disorot untuk bicara mengenai dirinya, mereka terkesan angkuh, bicara seperlunya aja. Tapi ada juga yang karena gaya angkuh bin cueknya ini, bikin orang2 jadi tergila2 dan penasaran ma seleb ini. Yaa seperti Nicolas Saputra itu. Tahu dong pemain film itu dengan tatapan dinginnya, tidak banyak bicara, lebih banyak diam kalau tidak ditanya. Tapi itu jadi poin tambah buat dia jadi terlihat keren. Coba bandingkan sama Olga Syahputra.. hahahaha.. Gubrak! yaa jauh deh haaannnnn.. beda karakter..!

Tapiii,, ternyata orang cuek itu percaya dirinya kuat loh. walaupun pemalu, mereka berani tampil (kayak seleb itu) dan bertemu dengan orang2 baru, mau berkenalan dan pergi bersama orang yang dikenalnya, pergi ke sebuah lingkungan baru. Ya ituuu dengan modal cueknya, mereka malah bisa bergaul, pergi sendiri pun ga masalah, dapat kenalan di komunitas baru.

Saya termasuk pemalu tapi bisa sangat cuek pada saat bersamaan. Keinginan untuk bermain, bertemu dengan teman2 yang punya minat sama, jalan2 mengunjungi tempat baru, nongkrong di sebuah warung kopi sendiri, nonton ke bioskop sendiri, mengalahkan rasa malu  saya, dan menutupinya dengan rasa cuek itu.

Akhirnya saya bisa pergi dan bertemu teman2 dari yg hobi baca buku, suka motret, suka nonton film. Saya pernah hunting foto, kemudian bertemu dengan orang yang juga bawa kamera, dan kami saling tersenyum memberi salam sesama tukang motret. Paling susah kenalan ama cowok. Gue sangat pemalu sama cowok. Tapi gue pernah janjian sama seorang cowok yg belum pernah dikenal sebelumnya, janjian pergi bareng ke muara angke dari bogor, bertemu jam 5 subuh! Modalnya, CUEK aja.

Tapi jangan cuekin orang ya. Kita aja suka sebel kan kalau dicuekin orang lain. Satu pelajaran buat saya sebagai orang cuek. Gara2 cuek saya jadi mengenal jatuh hati dan patah hati…  Hani kena batunya deh! Mau tahu ceritanya? Jangan ah, rahasia …!  ^^

Jumat, 11 Maret 2011

Beri Cinta Waktu

oleh:Maliq and The Essentials

Dengarlah bisikkku
Saat ku merindumu
Tetes air mata
Tak dapat sembunyikan rasa
Cintaku untuk dirimu

Bilakah kau tahu
Ketika kau jauh
Menangis hatiku
Saat kumemanggil namamu
Tiada lagi hadir untukku..oh

ku katakan kini
Arti hadirmu disini
Mungkinkah kau kan kembali
Bersama denganku

Beri cinta waktu
Untuk memahami
Untuk meyakini
Bila esok yang kan terjadi
Semua indah yang terjalani

Dengar bisikku
Ku merindumu
Kini kau jauh menangis hatiku
Masih adakah ruang hatimu
Untukku kembali..oh

Beri cinta waktu
Untuk meyakinimu..