Minggu, 26 Februari 2012

Pameran Foto Euy!

Senin tengah malam, saya mendapat sms yang memberitahukan saya harus cek email karena salah dua foto karya saya akan ikut disertakan dalam pameran foto "Dari Mata Jadi Karya di Stasiun Cikini". Sebelumnya, tahun lalu, saya ikut pelatihan foto gratis yang diadakan oleh komunitas Bau Tanah, dan pengajarnya adalah Tirto Andayanto, seorang photographer profesional juga dosen. Kami mendapat pelatihan dasar fotografi selama 2 bulan, setiap minggu, di stasiun cikini, ngampar di lantai. Walau sederhana, tapi Mas Tirto selalu membawa peralatan kamera yang keren, dan kami bisa menggunakan kamera itu secara bergantian.

Ketika diberitahu seorang teman pelatihan akan ada pameran, dan semua peserta harus mengirimkan foto, saya bingung dan tidak yakin foto saya layak pameran. Tapi dia meyakinkan saya, pameran ini ajang penilaian hasil latihan selama ini, dan juga untuk mengetahui penilaian dari pengajar, apakah foto kita bagus atau tidak.

Mulailah saya mencari foto di komputer saya. Ada banyak! Karena saya terlalu rajin motret. Semenjak punya kamera saku lagi, saya selalu menyimpannya di dalam tas, dan memotret apa pun,dimana pun, kapan pun.

Saya bingung milihnya. Menurut saya foto saya bagus-bagus.. hehehehe narsis akut! tapi belum tentu bagus menurut orang lain. Menurut mereka, foto saya bagus sekali! huahahaha.. narsis parah! saya pernah menilai foto saya biasa saja, tapi ketika di upload di facebook, seorang teman menilai foto itu bagus! nah, terbukti kan? *pletak*

Akhirnya saya memilih beberapa foto dan mengirimkan kepada panitia. Seminggu kemudian, mendapat kabar, foto yang lolos ada dua, dari sepuluh yang dikirimkan.

Foto yang lolos adalah kawasan SCBD dipotret malam hari pada bulan Januari 2012, dan saat itu langit cerah padahal udah jam 8 malam. Awan putih masih terlihat jelas. Waktu itu saya motret sama Ambar, yang juga lagi tergila2 dengan kamera sakunya yang canggih. Foto kedua adalah foto di pantai Sawarna, diambil pada akhir tahun 2011, 3 orang laki-laki menyebrangi pantai dan ada pantulan di air, serta langit biru terbentang luas. Semuanya menggunakan kamera saku.

Senang sudah pasti. Tapi kemudian, saya panik harus kasih judul foto! Ternyata itu tidak mudah kawan! Lebih mudah bikin judul tulisan di blog ini daripada sebuah foto. Padahal sebuah foto udah bicara banyak tanpa perlu judul kan? Akhirnya saya minta bantuan seorang teman, dan dapatlah judulnya.

Selesai? Belum! Saya nggak ada waktu buat cetak foto. Dapat email Selasa pagi, mesti kirim foto Rabu sore. Sementara, Selasa itu saya super sibuk sama urusan kerjaan, mesti shooting dan wawancara dua tokoh, pagi dan malam. Rabunya, saya mesti ke Surabaya. Walhasil, kamis siang, saya kabur ke kawasan Benhil untuk cetak. Menurut teman, biayanya sekitar 35ribu.

Saya masuk ke sebuah cetak foto, biayanya 50 ribu! Koq mahal sih. Pindah tempat lain. Harganya lebih murah, 45 ribu. Horeee.. Tapi selesainya dua hari kemudian, Sabtu pagi! Untung ga ngegubrak jatuh, gw langsung ke luar dari percetakan itu, masuk ke percetakan yang ketiga. Harganya 75 ribu! Jadinya Jumat sore. Tinggalkan saja tempat itu bah! Akhirnya balik lagi ke tempat pertama, dan hanya 15 menit saja foto saya, ukuran 17R sudah jadi! Horeeeee...

Dengan bantuan seorang teman kantor, foto saya dibingkai. Diberi kaca. Tadaaaaa... Dan tiba2 saya senyum senyum sendiri melihat foto saya dalam ukuran besar. Malu-malu saya menatapnya. FOTO GW IKUT PAMERAN! nggak nyangka...

kamis sore, saya mengantar dua frame ukuran 17R, 30x40cm. Berat, kawan! Di Stasiun Cikini, saya serahkan foto itu kepada panitia.

Jumat sore. Stasiun Cikini sudah ramai oleh teman2 dari Bau Tanah dan peserta pameran. Saya melihat foto teman2 dan hasilnya bagus. Saya mencari foto saya. Itu dia!

Saya tidak berani mendekat. Hanya memandang dari jauh. Tiba2 saya tersipu melihat foto saya ada di antara karya-karya lainnya. Dipajang di stasiun, di pinggir jalan, dilihat banyak orang. dan ada nama gue.

Pencapaian pertama dalam hobi foto. Berharap, saya semakin bisa mengasah kepekaan dalam memotret. Dapat karya bagus. Punya kamera keren. Ikut kompetisi foto.

Di Bau Tanah, selain ada pelatihan motret, juga ada pelatihan menulis termasuk resensi film dan buku (berminat ikut), pelatihan bahasa Inggris, Perancis. Semuanya gratis! Kegiatan diadakan pada Minggu, sejak pagi hingga malam. Datang aja ke Stasiun Cikini di lantai, yang arah bioskop Metropole. Kalau malam, ada yang jualan mie ayam. Enak. Es kelapa mudanya juga.



Kamis, 16 Februari 2012

Hati yang luka

Hidup tidak selalu gembira. Ada kalanya ketika senyum berganti cemberut. Tawa menjadi tangis. Ketika hal itu terjadi, hati seseorang sedang terluka.

Teman yang baik, tidak akan memberondong pertanyaan dan memberi segudang nasihat ketika hal itu terjadi. Tidak juga harus memberinya semangat yang berharap saat itu dia langsung ceria lagi. Itu tidak akan berhasil! Dan tidak juga berusaha mengorek-ngorek isi hatinya untuk tahu perasaannya!

Beri waktu kepada hati yang luka untuk menangis. Bersedih.

Beri ruang untuk sendiri. Menyepi.

Temani dia dalam sepi. Tanpa kata-kata. Kehadiran seseorang di samping sudah memberinya rasa ada orang yang peduli padanya. Sebuah tepukan, pelukan, akan menghibur.

Hari-hari memang terasa berat ketika hati terluka. Tapi seorang teman yang selalu ingin tahu dan menanyakan atau menceritakan penyebab hati luka, akan membuat semakin
berat.

Teman yang diharapkan untuk berbagi duka, tidak selalu harus ada di sampingnya. Sebuah cerita lewat sms, bisa meringankan hati yang pedih.

Teman yang gila, malah meledek kelakuan orang yang bersedih karena hatinya terluka, kadang bisa mengalihkan dari kesedihan. Karena hatinya tergantikan jadi kemarahan. Letupan hati yang memendam sedih, akhirnya meledak, dan setelahnya, akan meringankan hati yang bersedih.

Hati yang luka. Segeralah terbuka. Menikmati kembali hari baru yang semangat. Luka itu akan berbekas, tapi waktu akan menyembuhkannya. Entah berapa lama..