Sore terik yang bikin ngantuk, tiba2 telpon di meja gue berdering..
“Halooo..”
“Busyet, suara loe gede banget sih. Sedikit lembut keq, Han. Dihalusin suaranya. Ngebass banget.”
“Ehemm .. eemm. Ini siapa ya? Bagaimana, sudah melembut suara saya. Suara saya emang gede tapi hati saya lembut. Dan gue tidak bisa halus, karena bukan mahluk halus.”
“Hahaha.. Ini
Jiaaahh.. mau diapain lagi, suara gue emang sudah kesohor dengan bass tingkat tinggi. Sejak kecil suara gue udah begini.
Gue pernah berkenalan dengan seseorang di dunia maya, kita tukeran nomor telpon, terus ngobrol2 dikit. Dia penasaran dengan penampilan gue. Akhirnya kita bertukaran foto lewat email. Komentar setelah lihat foto gue, “ternyata loe imut ya (bukan item mutlak loh ya haha), gue pikir gede, soalnya suaranya gede banget.” Suara tidak menunjukkan ukuran badan, kalee!
Tidak hanya penampilan. Nama pun bisa membuat orang langsung menilai, pemilik nama pasti seorang perempuan atau laki2. Tapi, kadangkala, tebakan itu salah, teman. Sepupu gue sering marah2 kalau ada yang telpon, atau sedang dalam antrian, dipanggil MBAK/IBU. Namanya Anggi. Dia seorang laki2.
Tapi, ya begitulah, suara pun kadang bisa memperdaya orang lain. Pernah suatu ketika, ada penawaran layanan dari perusahaan telkomunikasi.
“Halo, ini dengan Bapak pemilik telpon nomor xxxxxxxx..?
“Iya, tapi Bapak saya sudah nggak ada. Ini dengan anaknya.”
“Oh ya, maaf MAS, ini dengan siapa? Namanya siapa?”
“Ini dengan Hani.”
“Oh, begini MAS Hani, bla bla bla..”
“Saya bukan mas loh Pak.”
“Oh, aduh maaf. Jadi begini BAPAK Hani.. bla bla bla..”
Pasrah aja deh. Padahal nama gue segitu manis dan cantiknya, disangka lelaki hanya karena suara gue yang maskulin. Ugh, padahal
Ternyata, bukan hanya penampilan yang bisa menipu, suara pun bisa. Jangan menilai orang dari penampilan, dan suaranya..
wah
BalasHapus