Jumat, 29 Oktober 2010

Darah Garuda - Band of Brothers di Tanah Jawa

Rating:★★
Category:Movies
Genre: Drama
Selama menonton film ini, saya merasa seperti menonton film Band of Brothers juga tentang tentara perang dan persaudaraan di antara tentara, dengan setting tempat di tanah Jawa. Karena beberapa adegan, plot cerita ada yang mirip dengan cerita Band of Brothers. Ketika tentara Indonesia sampai di markas dan disambut oleh pimpinannya, dan berkata bahwa strategi perang mereka sangat brilyan mengagumkan. Kemudian mereka membentangkan peta, yang menurut gue, masak peta jaman perang kayak peta jaman majapahit yang ga ada tulisan teks di petanya. hanya gambar jalur garis, gunung2. Padahal peta Indonesia jaman 1900an sudah ada teksnya.

Ada satu adegan lagi yang menurut gue, kayaknya itu bukan Indonesia. Jaman dulu bahkan masa kini yang sudah modern, jarang sekali orang Indonesia yang suka mengungkapkan perasaan sayang dengan kata2. Ketika letnan Amir akan pergi berperang, dia pamitan kepada istrinya, dan mengatakan, aku sayang kamu.. Cieeeeee... Kayaknya adegan ini sedikit mengganggu buat gue. Biasanya, orang Jawa pula, mereka akan mengusap kepala istrinya, memandang mesra, mengecup kening, atau istri mencium tangan suaminya, dan suami berkata, jaga dirimu baik-baik..

ternyata penulis film ini adalah orang asing. Pantesan, film ini ada rasa barat dalam beberapa adegan. Gue juga merasa kayak lagi nonton film Die Hard, itu filmnya Bruce Willis. Walau udah ditembak, dibom, dihajar, berdarah2, tapi jagonan never dies. Kayak di film ini, semua pahlawan terlihat jagoan, kena rentetan tembakan, tapi tetap hidup padahal bom-bom dan ledakan berseliweran.

Film ini adalah sekuel kedua dari trilogi film perjuangan. Tentang persahabatan 4 tentara dari berbagai daerah di Indonesia, Jawa, Manado, Bali dan Jakarta, yang bersatu dalam peperangan. Lukman Sardi, Darius Sinatria, adalah sebagian pemainnya. Lukman Sardi keren sekali main di film ini.

Waktu menonton film ini, penonton sangat ramai berteriak2 waktu adegan tembak-tembakan, berteriak marah waktu ada pengkhianatan, dan bersiul waktu ada adegan ciuman. Seru sekali nonton film ini di bioskop. Ketika pahlawan berhasil melarikan diri dan selamat dari tentara Belanda, semua penonton bertepuk tangan gembira.

Film ini bercerita tentang perang kemerdekaan. Tapi gue tidak merasakan semangat kemerdekaan yang menggelora. Ga seperti film "serangan fajar", film2 klasik Indonesia tentang peperangan.

Tapi walau bagaimanapun, film ini cukup menghibur, dengan selipan humor2, gambar2 bagus, dan pemain yang ganteng.

2 komentar:

  1. Ada Alex Komang juga ya? bagaimana aktingnya? dia aktor favoritku.

    BalasHapus
  2. alex komang cuma sebentar munculnya. aktor jempolan tetep cool, gaya kalem, dan lukman sardi bs menyeimbanginya..

    BalasHapus